1
PENDAHULUAN

Bidang pengetahuan ini disebut "Strategi Pelayanan Missi", dan boleh juga disebut "Strategi Penginjilan Daerah Baru". Bidang ini sangat penting; bila beberapa pekerja berkumpul dan membicarakan tugasnya, strategi segera muncul sebagai pokok pembahasan. Mereka bertanya, "Mengapa program itu berhasil?" "Bagaimana masa depan?" "Bagaimana kita dapat lebih cepat mencapai tujuan?" "Seandainya begitu, bagaimana keadaan sepuluh tahun depan?" Demikianlah beberapa pertanyaan hamba Tuhan yang membahas strategi.

Agar menjaga terhadap pemahaman yang salah, ada beberapa hal yang harus diakui. Pertama, pembuatan strategi tidak sama dengan penginjilan, dan strategi harus diikuti dengan penginjilan pribadi. Kedua, tidak seorangpun dapat memberi dalih pada hari penhakiman bahwa para strategi utusan Injil adalah salah. Setiap pelayanan ada kelemahannya dan keterbatasannya.

Namun demikian, pengetahuan tentang strategi missiologia bermanfaat untuk bermacam-macam pelayanan. Yayasan dan gereja membutuhkannya bila mengambil keputusan tentang pekerjanya. Pemimpin Kristen membutuhkannya untuk menggerakkan atau menyiapkan gerejanya untuk mengutus penginjil ke daerah baru. Mahasiswa theologia harus mengertinya agar siap merencanakan pelayanan gereja. Pekerja Kristen harus dapat menerapkan prinsip-prinsipnya, baik waktu membuka gereja di daerah baru dalam kebudayaan sendiri, maupun yang lintas budaya dalam negeri. Pemimpin organisasi misi harus mengertinya agar perencanaanya mungkin berhasil.

Strategi yang jelas mendatangkan manfaat-manfaat tertentu, antara lain: pola kerja lebih efisien dan efektip, anggota tim bersatu hati, ketidakberesan dapat dilihat dan dibereskan secara dini, anggota tim lebih mudah mempertanggung jawabkan kegiatannya.

Strategi yang baik sangat perlu. Pernah ada yayasan yang membuka pelayanan di suatu daerah. Dananya cukup, tenaganya penuh penyerahan, dan mereka bersemangat untuk menjangkau orang untuk Kristus. Pelayanannya berhasil sehingga ada orang bertobat, ada orang lain yang mendapat berkat rohani yang luar biasa. Tetapi keberhasilan itu hanya kesan saja. Sepuluh tahun kemudian, tinggal beberapa orang saja yang setia, yayasan sudah bubar, dan tidak ada gereja yang menggantikannya. Strateginya keliru (mereka tidak mau membentuk kelompok-kelompok petobat menjadi gereja) sehingga dalam jangka waktu panjang, pelayanannya boleh dikatakan gagal.

Sebagai suatu bidang pengetahuan, bidang ini adalah sebagian dari misiologia, dan tumpang tindih dengan ilmu pertumbuhan gereja, manejemen personalia, dinamika kelompok, sosiologi, eklesiologi, pengelolahan dan pengorganisasian gereja, dan pekabaran Injil.

Beberapa istilah dalam buku ini belum biasa dalam Bahasa Indonesia. Buku ini berasumsi bahwa utusan Injil akan membentuk tim supaya dapat saling membantu dan saling melengkapi karunia pelayanan. Istilah "Tim" berarti sejumlah orang yang bekerja bersama-sama di ladang pelayanan dan umumnya semuanya diutus dari lain daerah atau lain golongan masyarakat. Definisi ini menolong, tetapi ada dua arti sempit. Arti pertama: sekelompok orang yang melayani bersama-sama di satu kota atau desa, dan arti kedua: anggota satu organisasi yang melayani di wilayah masing-masing, tetapi berkumpul untuk musyawarah organisasi. Umumnya dalam buku ini, perbedaan arti sempit tidak penting.

Istilah lain yang dihindari adalah "misionaris". Mungkin ada yang mengartikannya sebagai missionaris Barat, namun ini kurang memperhatikan ajaran Alkitab tentang pengutusan. Gereja-gereja Indonesia dapat juga mengutus utusan Injil ke wialayh dimana belum ada orang percaya, kepada suku yang belum terjangkau denga Injil, dan kepada negara lain.

Buku ini memberi perhatian yang wajar kepada utusan yang melayani lintas budaya. Sudah ada yang diutus dari Indonesia ke negara lain, tetapi banyak gereja dapat terlibat dalam pelayanan misi lintas budaya. Misalnya, satu pos PI yang terdiri dari hanya sepuluh orang pernah membiayai seorang siswa praktek dari sekolah theologia untuk pelayanan jangka waktu pendek ke suatu suku terpencil di dekatnya.

Adapun beberapa tujuan tertentu yang melatarbelakangi buku ini. Sesudah belajar buku ini, Saudara akan dapat:

  1. Membedakan strategi dari taktik.
  2. Menilai sebuah strategi yang sudah ada dengan membedakan unsur yang sehat dari unsur yang tidak sehat.
  3. Mengenali pertimbangan yang penting dalam membuat strategi dalam keadaan tertentu.
  4. Merumuskan sebuah strategi yang dapat berhasil, serta menjelaskan kekuatannya dan kelemahannya.