Adapun lebih dari satu maam strategi.
Strategi yang seragam adalah pendapat bahwa satu strategi dan metode cocok untuk setiap tempat dan keadaan. Contoh tidak sukar dicari di Indonesia, misalnya:
Strategi seragam adalah pendapat bahwa satu strategi dan metode cocok untuk setiap tempat dan keadaan. Contoh tidak sukar dicari di Indonesia, misalnya:
khotbah) adalah yang terpenting dalam penyampaian Injil.
Ada beberapa kekuatan utama dari strategi seragam. Tujuan dan cara kerja selalu jelas, dan tim dapat memanfaatkan pengalaman dari lain tempat.
Namun ada juga kelemahan. Pertama, program dan metode seringkali tidak sesuai dengan keadaan dan tempat lain. Kedua, tim menganggap bahwa masalah yang dihadapi selalu sama walaupun kenyataannya belum tentu demikian. Ketiga, pekerja mempunyai praduga bahwa maksud dan metode pelayanan akan dimengerti oleh orang yang mau dijangkaunya bila dia masuk tempat pelayanan yang baru. Misalnya, orang belum percaya belum tentu suka kebaktian kebangunan rohani, dan mungkin saja sulit untuk mengerti apa yang dinyanyikan dan apa yang dibicarakan. Ke-empat, pemimpin setempat dapat mengalami kesulitan dalam melanjutkan pelayanan dengan cara yang sama. Misalnya, misi mungkin saja berhasil mengatur KKR yang besar-besaran, dan menghasilkan beberapa gereja kecil. Akan tetapi, gereja kecil tidak sanggup mengadakan KKR sebesar itu.
Dalam strategi sambil jalan, tim membuat strategi sambil program berjalan, berdasarkan tujuan utama. Ini berbeda dari non-strategi yang mirip karena ada tujuan utama yang cukup jelas; tujuan utama itu menjadi kuncinya. Penginjil mempunyai sikap, "Tidak usah terlalu banyak perencanaan karena kami tidak tahau apa yang akan terjadi di masa depan. Lebih baik kami menyesuaikan diri dengan sikon pada waktunya. Hanya tujuan kami sudah jelas; yang berharap memenangkan beberapa orang bagi Kristus, membentuk suatu persekutuan yang mungkin nanti menjadi gereja.
Strategi ini mempunyai beberapa kekuatan. Tidak salah berkata bahwa strategi ini bergantung pada pimpinan Tuhan. Dalam perintisan baru, tim harus mulai dengan jenis strategi ini bila masuk ladang pelayanan yang sama sekali baru, dimana mereka belum mengerti keadaan setempat dan belum mempunyai kontak.
Ada kelemahan pula, apalagi kalau dipraktekkan terlalu lama tanpa strategi yang konkrit. Boleh dikatakan bahwa pandangan ini kurang memperhatikan ajaran Alkitab tentang tujuan; memang ada tujuan utama, tetapi sangat mudah menjadi terlalu kabur. Sebagai akibatnya, tim meraba-raba tanpa arah tertentu. Dalam keadan yang kabur itu, setiap anggota tim mungkin mempunyai tafsiran tujuan utama yang sedikit berbeda. Pekerja dapat merasakan dua macam "pimpinan Tuhan" yang bertentangan, sehingga suasana tim menjadi tegang.
Ada masalah lain yang mungkin dialami. Meskipun tim sepakat, tetapi merasa bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya adalah sesuai dengan pimpinan Tuhan, semuanya dianggap sudah berhasil. Mereka menjadi buta terhadap kegagalannya sehingga kurang bersedia menilai pola pelayanannya. Semua kegagalannya dianggap sebagai masalah Tuhan.
Dalam strategi ini, orang menyiapkan strategi untuk jangka waktu tertentu, dan merevisinya waktu masa berlakunya habis. Dengan strategi ini tim maju langkah demi langkah. Kelemahannya adalah bahwa tim melihat langkah depan saja, dan yang lainnya adalah urusan besok. Kekuatan dan kelemahan lainnya adalah sama dengan strategi sambil jalan diatas.
Tim membuat strategi yang khas, yang sesuai dengan keadaan setempat. Kekuatan utama dari pendekatan ini adalah strategi unik cocok untuk setiap keadaan. Kelemahannya adalah kurang memperhatikan persamaan di antara strategi-strategi yang hampir sama. Jenis ini membawa suatu tantangan yaitu, tim harus menganalisa sikon pelayanan agar memahaminya dengan tepat.
Strategi siklus bersifat fleksibel dan selalu dapat direvisi. Strategi mempunyai tujuan utama, tujuan antara, dan metode. Strategi didasarkan atas tujuan utama, yang ditafsirkan sesuai dengan sikon yang sedang dialami. Tujuan antara adalah tujuan spesifik dan konkrit yang merupakan cara untuk mencapai tujuan utama. Metode adalah cara-cara melaksanakan tugas agar tujuan dapat dicapai.
Yang penting ialah perbedaan di antara tujuan dan cara mencapai tujuan. Contoh-contoh di bawah ini bukanlah tujuan utama melainkan cara mencapai tujuan:
Seandainya ini dianggap tujuan, maka tim kehilangan tujuan yang sebenarnya.
Kalau keadaan berobah, tujuan utama lama tetap dipakai tetapi tafsirannya diubah sesuai dengan keadaan baru. (Bayangkan seorang jendral dalam perang. Tujuan utama adalah kemenangan dalam perang, sehingga si jendral ngotot mau menang. Tetapi inipun dapat diubah. Seandainya ada kesempatan untuk berdamai dengan musuh, kemungkinan besar ia memanfaatkannya. Ia menafsirkan tujuan utama dengan melihat unsur "tidak dikalahkan.") Sesudah merevisi tafsiran tujuan utama, tujuan antara dan metode dapat diubah agar tetap mencapai tujuan utama.
Bila dilihat begini, strategi ini sesuai dengan salah satu segi realitas, yaitu bahwa strategi bersifat reaksi terhadap lawan. seorang jendral mencoba menduga apa yang akan dilakukan lawannya, dan menempatkan pasukan sesuai dengan kemungkinannya. Banyak rencana harus diubah sesuai dengan perbuatan si musuh. Maka dari itu, sering perlu adanya rencana cadangan kalau-kalau rencana tidak berhasil.
Perbedaan di antara tujuan dan cara mencapai tujuan menimbulkan mentalitas yang selalu menilai berdasarkan tujuan. Dalam bentuk yang agak ekstrim, unsur ini sangat mencerminkan suatu corak berfikir kebudayaan Amerika.
Jenis strategi ini dapat digambarkan sebagai siklus. Tim membentuk tujuan utama, lalu menyusun tujuan antara yang dapat mencapai tujuan utama. Sesudah itu, tim memilih metode-metode yang cocok untuk tujuan antara tersebut. Langkah berikutnya adalah menjalankan semuanya.
Sesudah itu, tim mengadakan penilaian untuk melihat sampai berapa jauh tujuan sudah tercapai. Pertimbangan lain adalah perubahan dalam keadaan tim dan dalam lapangan pelayanan sehingga tim membutuhkan rencana yang baru. Hampir pasti bahwa tim memahami lapangan pelayanan secara lebih sempurna, sehingga mereka harus merevisi perencanaan, termasuk merubah tujuannya dan metodenya. Yaitu, hasil penilaian strategi lama menjadi dasar untuk strategi baru. Dengan strategi yang baru, tim siap untuk melanjutkan pelayanannya, sehingga siklus mulai lagi.
Langkah-langkahnya didaftarkan sebagai berikut:
Kekuatan pendekatan ini adalah fleksibilitasnya; selalu banyak alternatip untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan utama bukan benda mati; tim lebih memahami artinya dan implikasinya berdasarkan pengalamannya. Selain itu, konsep strategi dapat dipakai sebagai pola pikir untuk menerapkan beberapa jenis strategi lainnya.
Ada beberapa kelemahan:
Jenis ini masih penting walaupun jarang berdiri sendiri dan biasanya harus digabung dengan jenis strategi lain.