Tahap perkembangan tim maupun gereja yang dibuahkannya sangat berperan dalam strategi, dan keadaan gereja berperan dalam penentuan prioritas-prioritas pelayanan. Setiap organisasi mengalami suatu "siklus hidup" karena tekanan-tekanan intern; ini bukan hanya tim utusan Injil dan gereja, tetapi termasuk perusahan, sekolah, yayasan, instansi pemerintah, dll. Bab ini secara khusus menjelaskan siklus hidup tim pelayanan.
Pada waktu perintisannya, setiap organisasi mempunyai visi dan semangat yang besar. Walaupun masih kecil, organisasi ingin memulai sesuatu yang baru. Pengalamannya dan keahliannya masih sedikit, dan struktur organisasi masih belum formal. Uangnya sedikit, kecuali pemimpin adalah tokoh yang terkenal dan pandai mencari penyumbang.
Tim memasuki daerah baru untuk membuka gereja-gereja baru, dan mulai dengan perintisan. Strateginya masih kabur dan belum disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Di dunia misi, ada yayasan dan tim yang selamanya tidak maju lebih dari tahap ini.
Sesudah beberapa waktu, organisasi menjadi lebih efisien. Ketua tim dipilih dari salah satu perintis yang berpengalaman di tempat itu; ia cukup kuat tetapi mungkin tidak ditonjolkan. Bentuk organisasi teratur, dan efisien. Pengalaman, uang, dan pendidikan formal dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pada tahap ini, organisasi sedang berhasil mencapai tujuannya. Mereka bukan hanya menginjili, tetapi menggembleng setiap persekutuan dalam rangka menjadi gereja tanpa menghabiskan tenaganya dalam penggembalaan yang bersifat rutin.
Tim mengikuti suatu strategi. Pelayanannya berkembang dan meluas, dan menarik pekerja baru. Mereka mulai mendelegasikan tanggung jawab pelayanan kepada orang nasional. Sudah jelas bahwa pelayanan tidak boleh selamanya berada sebagai banyak persekutauan rumah tangga; mereka harus membentuk suatu denominasi dengan ciri khasnya sendiri, dan pemimpin-pemimpin tingkat denominasi.
Pada tahap berikutnya, tim harus menguatkan dan mendewasakan denominasi yang dibuahkannya agar dapat mandiri. Alangkah baiknya kalau program penginjilan dan pembukaan jemaat baru terus berjalan.
Menyiapkan gereja untuk mandiri sepenuhnya. Ini sering menyangkut pendidikan theologia, dan para utusan Injil yang diharapkan adalah pendidik theologia. Selain pendidikan formal, ada juga pendidikan non-formal, yang tidak kalah pentingnya. Pemimpin denominasi baru itu biasanya perlu pembinaan agar dapat melaksanakann tugasnya dengan baik. Para penginjil dan pembuka jemaat baru perlu dilatih secara praktis bagi supaya pertumbuhan gereja tidak terhenti. Pelayanan kepada kaum awam semakin tidak dilayani oleh para utusan Injil melainkan oleh orang nasional.
Pada tahap ini, tim harus mengambil keputusan tentang masa depannya; mereka harus memilih salah satu dari beberapa opsi:
Ada kemungkinan lain. Tim tertentu mulai dengan pendidikan theologia supaya selalu banyak tenaga untuk pertumbuhan gereja. Tantangannya ialah supaya pendidikan formal tidak menyelewengkan perhatiannya dari pertumbuhan gereja.
Bacalah ulang daftar tujuan bagi tim pembukaan jemaat baru:
Bandingkanlah kemungkinan yang harus dipilih. Tujuan mana yang diutamakan oleh setiap kemungkinan? Mana yang diabaikan?